Berbagi, Mengabdi, Bersama Membangun Negeri

Selasa, 28 Maret 2017

PUISI : Dedikasi Ibu

Oleh : Ibnu Hakim

Oh Ibu….
Tetesan air matamu mengalir bersama pedihmu
Setiap senyummu terpendam tangis batinmu
Dambamu melihat ku ceria dengan senyum bagai samudra
Tak ingin engkau melihat aku meneteskan air mata

Oh Ibu….
Suatu hari nanti akan ku balas kasih dan sayangmu
Walau tak mungkin untuk membalas dedikasimu
Akan ku coba bahagiakanmu
Engkau adalah pahlawan bagiku

Oh Ibu….
Ku tatap parasmu kala engkau tertidur
Terukir cahaya yang penuh dengan keikhlasan
Terukir cahaya yang penuh dengan kesabaran
Terukir cahaya yang penuh dengan kasih sayang

Oh IBU….
Hanya doa yang dapat kupersembahkan untukmu
Semoga engkau sehat selalu
Semoga tuhan memberikan kedamaian dalam hidupmu
Hanya seduku sebagai saksi atas rasa cintaku padamu
Yogyakarta, Maret 2017
.
.
.
Share:

Minggu Pagi Bersama Buku dan Matamu

Oleh : Novi Fuji Astuti


Aku mengenalmu minggu-mingu kemarin. aku lupa persisnya. Jelasnya aku mengenalmu lewat buku-buku yang rajin kau bawa setiap minggu pagi ke pinggir lapangan tempat orang-orang kebanyakan berolahraga. Aku bukan orang yang rajin berolahraga cuma sesekali saja kalau ada waktu luang. aku melihatmu repot sekali membawa tumpukan buku, sementara kawanmu sibuk menggelar tikar dan mendirikan spanduk kecil, waktu itu aku belum baca tulisanya. Sekarang aku tau tulisanya adalah silahkan membaca gratis. Waktu itu, aku masih menimbang membantumu atau tidak, aku mengamati gerakmu sebentar, berikutnya kukayuh sepedaku ke arah tempat kau dan kawanmu membereskan buku. Dengan keringat yang belum sempat ku lap dan nafas yang masih belum beraturan, aku mengambil beberapa buku untukku bereskan. “aku bantu bereskan yaa mas, bawa buku sebanyak itu untuk acara apa?” tanyaku dengan senyum sumringah, engkau menjawab dengan ramah, waktu itu katamu, kau dan kawanmu juga beberapa lagi kawanmu yang masih kau tunggu sedang mengadakan perpustakaan di taman,  yang terfikir dalam benaku, di dunia yang sudah individualis ini, masih ada orang-orang yang mau repot-repot menyadarkan pentingnya membaca, padahal anak muda jaman sekarang sudah banyak yang bebal dan susah diajak jatuh cinta pada membaca. Aku salut dengan usahamu dan kawan-kawanmu.

Setiap minggu pagi aku jadi lebih rajin bersepeda, alasanya bukan lagi karena untuk kesehatan tapi aku ingin mampir dan membaca buku sambil diskusi kecil denganmu. minggu kedua, aku baru tau kalau namamu adalah Cakra, lahir di Jakarta tapi dialek yang kau gunakan tidak sesongong anak Jakarta pada umumnya, bicaramu tidak pelan tapi tidak juga tinggi, pas. Minggu ketiga dan selanjutnya aku sering ikut membaca bahkan ikut membantu membereskan buku,  30 menit terakhir sering diisi cerita soal buku-buku yang sudah dibaca, aku juga ikut. Walaupun, aku tidak tercatat sebagai anggota komunitas buku tersebut. Sebelumnya aku juga suka membaca, tapi tidak suka berbagi bacaan yang sudah kubaca, aku hanya menjadikan membaca sebagai pelipur lara karena aku tak punya banyak kawan di Jogja, hariku sibuk untuk bekerja dan menyelesaikan pendidikan S2 yang sedang kutempuh. Tapi, bisa di bilang darimu aku jatuh cinta pada diskusi, bagaimana tidak setelah mengenalmu aku jadi punya banyak kawan yang bisa kubagi cerita soal buku-buku yang kemarin sudah kubaca, lebihnya aku bahagia melihat matamu.  Aku berterimakasih pada Dewa, Tuhan atau apapun namanya atas setiap perjumpaanku dengan buku-buku dan matamu di minggu pagi.

Jika kalian temui aku sedang membaca, berdiskusi sekaligus sibuk mengamati matanya Cakra, jangan mencela ya, diam saja ikuti barisanku dan duduklah tenang sambil membaca. Tidak ada aturan bagaimana seharusnya  kita jatuh cinta pada membaca, boleh melalui siapapun dan dengan perantara apapun, kalau kita cuma sibuk mencela motif, atau mencela jenis bacaan yang kita baca, lalu kapan membacanya? Nunggu semua perdebatan selesai? Kalau begitu kita akan tetap menjadi orang-orang yang tertinggal yang cuma pandai mencela.
Share:

Selasa, 07 Maret 2017

Cerdas Menggunakan Antibiotik untuk Hidup yang Lebih Baik

Oleh: Lutfi Nurul Akmalia

Anda menganggap antibiotik merupakan obat dewa yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit dengan cepat? Anda sering mengkonsumsi antibiotik? Dapatkah anda bayangkan, jika suatu saat  antibitotik tidak bekerja lagi? Sayangnya, ancaman tersebut sangat nyata.
Mungkin anda sering mendengar istilah resistensi antibiotik. Apa si resistensi itu sebenarnya? Menurut kementrian kesehatan, Resistensi antibiotik  adalah kemampuan bakteri untuk bertahan  hidup terhadap efek antibiotik. Sehingga antibiotik yang diminum tidak efektif. Definisi sederhanya adalah bakteri kebal terhadap antibiotik. Resistensi antibiotik dapat menyerang  siapapun, usia berapapun dan dari negara manapun. Sebenarnya  resistensi antibiotik terjadi secara alami dalam waktu yang lama. Namun, penyalahgunaan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan mempercepat proses antibiotik menjadi resisten. Contoh penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan berlebihan adalah terlalu sering minum antibiotik untuk infeksi virus seperti pilek, batuk dan flu.  Contoh lain adalah demam. Demam memang tanda adanya infeksi di dalam tubuh. Namun, tidak semua infeksi disebabkan oleh bakteri, sehingga tidak semua infeksi membutuhkan antibiotik.

Bagaimana resistensi antibiotik dapat terjadi?

Kemampuan antibiotik untuk menyembuhkan infeksi tergantung kekuatan antibiotik tersebut untuk membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri yang berbahaya. Tapi beberapa bakteri melawan efek antibiotik kemudian berkembang biak dan menyebar. Bakteri dapat menjadi resisten terhadap obat dalam sejumlah cara. Seperti dengan mutasi (berubah). Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik, atau DNA  bakteri. Perubahan ini memungkinkan bakteri untuk melawan atau menonaktifkan antibiotik.
Bakteri juga dapat memperoleh gen resisten melalui bertukar gen dengan bakteri lainnya. Selain itu, menurut Setiabudy dan Vincent (Farmakologi dan terapi, 2001), paling tidak ada 5 mekanisme resistensi bakteri terhadap antibiotik yaitu:  1.) Mengubah tempat kerja (target site) obat pada mikroba, 2.) Mikroba membuat obat sulit masuk kedalam sel bakteri dengan cara menurunkan permiabilitas dinding sel, 3.) Mikroba menginaktivasi obat, 4.) Mikroba membentuk semacam jalan pintas untuk menghindari hambatan yang dihasilkan antibiotik, 5.) Mikroba meningkatkan produksi enzim untuk menghambat kerja antibiotik.

Apa bahaya dari resistensi antibiotik?

Bakteri yang sudah resisten terhadap antibiotik akan lebih susah diobati sehingga antibiotik yang digunakan kurang efektif untuk pengobatan. Normalnya, infeksi diobati dengan antibiotik pilihan pertama yaitu suatu antibiotik yang paling efektif untuk mengobati penyakit. Namun jika bakteri resisten terhadap antibiotik,  maka digunakan antibiotik pilihan kedua yang tingkat efektifitasnya lebih kecil dari antibiotik pilihan pertama. Dampaknya  durasi pengobatan lebih lama, lebih mudah masuk rumah sakit dan biaya perawatan kesehatan meningkat. Bahkan data dari kementrian kesehatan  melaporkan angka kematian akibat resistensi antibiotik  sampai tahun 2014  sebesar 700.000 per tahun dan diperkirakan pada tahun 2050, kematian akibat resitensi antibiotik  lebih besar dibanding kematian yang diakibatkan oleh kanker, yakni mencapai 10 juta jiwa.

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya resisitensi antibiotik?

Upaya untuk pencegahan dan pengendalian resistensi antibiotik perlu dilakukan oleh semua pihak, termasuk masyarakat. Langkah yang dapat dilakukan unuk membatasi penyebaran resistensi antibiotik seperti berikut      :
  1. Hanya menggunakan antibiotik ketika diresepkan oleh dokter.
Antibiotik sendiri merupakan jenis obat yang perlu resep dokter dan tidak seharusnya orang-orang membeli dan mendapatkannya secara bebas. Sebelum Anda membeli, penting untuk memperoleh anjuran dan petunjuk dari dokter karena kebutuhan setiap orang akan antibiotik jelas berbeda-beda. Tergantung dari kondisi penyakit yang diderita. Jenis antibiotik tidak hanya satu dan   antibiotik mengobati jenis infeksi tertentu tergantung dari bakteri yang menyebabkan penyakit. Sehingga sangat mungkin antibiotik yang anda beli sendiri tidak sesuai  untuk gejala anda . sebagai pasien anda berhak menanyakan kepada dokter mengapa harus meminum antibiotik. Tanyakan pula alternatif pengobatan (jika ada) selain antibiotik. Hal ini penting karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat indikasi menyebabkan resistensi antibiotik. Oleh karena itu jangan sembarangan mengonsumsi antibiotik apalagi membeli antibiotik secara bebas tanpa resep dokter
  1. Mengikuti saran petugas kesehatan saat anda menggunakan antibiotik.
Minum antibiotik persis sesuai resep dokter. Antibiotik yang diberikan kepada anda telah dirancang untuk menyelesaikan satu episode pengobatan. Jika anda tidak meminumnya dengan benar dan tidak tuntas maka bakteri yang tidak mati karena antibiotik akan terus hidup dan berkembang menjadi bakteri resisten, sehingga saat diberi antibiotik yang sama, anda tidak akan sembuh karena bakteri penyebab infeksi telah menjadi lebih kebal.
  1. Mencegah infeksi secara teratur dengan mencuci tangan
Menjaga  kebersihan tangan merupakan salah satu langkah paling penting yang bisa  dilakukan untuk menghindari sakit dan  penyebaran kuman ke orang lain. Caranya begitu mudah, cukup dengan cuci tangan anda  dengan sabun dan air yang mengalir. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih  tangan yang mengandung minimal 60% alkohol untuk membersihkan tangan. Lakukan pembersihan tangan  secara teratur, terutama  sebelum dan setelah kegiatan tertentu.
Bakteri yang mengalami resistensi terhadap antibiotik terjadi begitu cepat, sementara penemuan antibiotik baru untuk melawan bakteri tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama. Sehingga, bijaklah menggunakan antibiotik untuk hidup yang lebih baik.

Sumber.
http://www.fda.gov/drugs/resourcesforyou/consumers/ucm143568.htm, Battle of the Bugs: Fighting Antibiotic Resistance
Share:

Kamis, 02 Maret 2017

PUISI : Khas Pengelana

Oleh : Wilda Fathony

Boleh jadi kau anggap sama,

Pahit manis kopi,
Seduhan yang biasa saja,
Dalam gelas tanah liat kesukaan
.
Tapi jejak bibir yang ada,
Punyaku dan dirimu,
Kan jauh berbeda!
.
Ingat itu baik-baik,
Tiap kau melangkah pergi.
.
Labuan cermin, Februari 2017
.
.
.
Share:

Matematika Sulit

Oleh : Iis Mardhiyanti

Ya, sebagian manusia yang telah menginjak bangku sekolah ataupun yang tidak merasakan bangku sekolah menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Pelajaran yang membingungkan dan membuat pusing.

Tetapi karena itulah yang menurut saya bahwa matematika itu adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Ketidakmudahan dalam memecahkan persoalan matematika akan melatih peserta didik untuk berfikir kritis. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan pembelajaran matematika, sangat diharapkan guru mampu memberikan kesan yang menyenangkan terhadap matematika pada siswa. Mengapa demikian? Karena untuk mengawali sesuatu yang dianggap sulit, tentu tidak dimulai dengan kesan yang buruk pula.

Maka, ketika guru sudah mampu menarik perhatian siswa, pelan tapi pasti guru mulai mengenalkan pembelajaran matematika pada siswa. Karena itu, dalam hal ini kualitas guru memang sangat diperlukan. Guru dengan kualitas yang baik akan mampu mengusahakan bagaimana strategi untuk mengajak siswa untuk berpikir kritis.

Sebagai contoh mengenai kualitas guru. Dari suatu hasil observasi, ada beberapa siswa mengatakan bahwa, ketika mereka diajar oleh guru si A, gurunya asyik, cara menjelaskan menarik, gurunya keliling kelas mengecek pekerjaan siswa, jadi mereka enak belajarnya. Tetapi ketika mereka diajar oleh guru si B, mereka susah untuk fokus, cara guru mengajarnya juga monoton, text book, dan perhatian guru ke siswanya juga kurang.

Tetapi, selain kualitas guru yang diperhatikan. Para siswa pun juga perlu instropeksi diri bagaimana mereka harus menempatkan diri ketika sedang belajar matematika Ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi saran agar siswa itu sendiri dapat belajar matematika dengan baik. Pertama, jangan pernah menggampangkan materi-materi awal pada matematika, karena itu merupakan dasar dari materi-materi selanjutnya. Kedua, jangan pernah menyimpan pertanyaan yang seharusnya dapat ditanyakan pada hari itu. Segera tanyakan, dan pahami karena materi matematika di sekolah tidaklah sedikit dan bukan hanya untuk dihafalkan tetapi juga harus dipahami. Ketiga, perbanyaklah latihan soal karena dengan banyak berlatih soal siswa akan terbiasa dengan rumus-rumus dan bisa mengetahui di mana letak kebelumpahaman mereka sehingga dapat ditanyakan pada guru. Dan yang terakhir, jangan pernah menyerah atas apa yang belum dapat dipecahkan dan terus mencoba untuk memecahkan suatu masalah agar otak kita terbiasa untuk berpikir kritis.
Share:

Bahasa Sasmita dari Burung-Burung Manyar

Oleh : Naufal Wiratama

Bahasa sasmita merupakan pertanda-pertanda yang tertangkap maknanya oleh seseorang yang peka perasaannya. Membaca bahasa sasmita bermakna pula tadabbur terhadap ayat-ayat Kauniyah-Nya (keadaan alam). Membaca bahasa sasmita bermakna pula kontemplasi terhadap ayat-ayat Insaaniyah-Nya (keadaan sosial). Ayat-ayat Qur’aniyah-Nya menjadi al-Hudaa, petunjuk untuk membaca kedua ayat sebelumnya.

Allah menggelari manusia-manusia yang mau dan mampu membaca bahasa sasmita tersebut sebagai Ulil al-Baab. Mereka yang membuka (pintu-pintu) tertutupnya rahasia alam yang telah diciptakan-Nya. Mereka pula yang amar ma’ruf nahi munkaar, yang peka terhadap permasalahan dan keadaan masyarakat, lalu membawa masyarakat tersebut menuju keadaan yang lebih baik. Allah menjanjikan ketinggian derajat sebagai reward  untuk orang-orang yang beriman dan berilmu. Tentunya Ulil al-Baab termasuk golongan ini.

Ploceus Manyar, burung manyar adalah salah satu dari sekian banyak ayat kauniyah-Nya yang dapat kita petik pendidikan darinya. Perilaku yang dramatis bahkan sering tragis dari manyar-manyar jantan.

Kalau mereka sudah akil balik dan menanjak masa mereka berpasangan, kita tahu, dan mereka mulai membangun sarang, terbuat dari alang-alang atau daun-daun tebu atau daun-daun lain yang panjang. Benar-benar ahli dan bersenilah mereka membangun sarang yang rapi serta bercitra perlindungan yang meyakinkan. Itu yang jantan.

Yang betina hanya melihat saja dengan enak-enak santai, tetapi penuh perhatian kepada kesibukan insinyur-insinyur muda itu. Namun mulailah lakon mendramakan diri. Manyar-manyar betina itu menaksir hasil pembangunan para jantan itu, mempertimbangkan sejenak, dan memilih yang berkenan di hati mereka. Berbahagialah yang dipilih itu. Tetapi alangkah sedihnya bagi yang tidak dipilih. Para jantan frustasi.

Inilah yang terjadi. Tak selalu yang diinginkan manusia dapat diraih. Bagi manyar jantan di atas, dia tak mendapati sang betina bertengger elok di sarang yang telah dibuat sang jantan. Kian pudarlah langkah-langkah taktis strategis di masa depan karena langkah-langkahnya hari ini terhambat, tertambat, bahkan tersumbat macet untuk menggapai cita-cita yang diinginkan. Impian bergeser menjadi mitos belaka. Perencanaan yang rapih tertata menjadi rapuh binasa karena berbagai hal. Entah karena cibiran dari kiri-kanan, kritik busuk dan omelan dari atas-bawah. Begitulah dalam kehidupan ini.

Sarang yang sudah selesai itu dilolosi dan dibongkar sehingga semua rusak, lalu segala jerih payah yang gagal itu dibuang ke tanah. Tetapi syukurlah, mereka tidak putus asa. Manyar-manyar jantan yang frustasi tadi mulai mencari alang-alang dan daun-daun tebu lagi dan sekali lagi dari awal mula membangun sarang yang baru, penuh harapan, semoga kali ini berhasil dianugerahi hati berkenan dari seekor betina keraton. Terkadang tak perlu-perlu amat membangun ulang dari nol. Manusia bukan manyar.

Di jalanan, sering kita dihadapkan dengan pertigaan, perempatan, dan sebagainya. Adanya persimpangan jalan agar kita bijak memilih keputusan. Manyar-manyar jantan itu memilih untuk membangun kembali sarangnya. Keputusan yang diambil manyar tidak terlalu besar pengaruhnya bagi kehidupan kita. Manusia bukan manyar.

Keputusan Manyar tidak memengaruhi nasib manusia. Sebaliknya keputusan manusia memengaruhi nasib manyar. Walaupun kita adalah manusia yang mampu memilih dan mengambil keputusan yang berdaulat, kita tidak boleh lupa bahwa kita tertambat dengan alam raya dan dunia flora dan fauna. Juga dengan tanah air dan rakyat. Semoga demikianlah.

Maka, jika kita pernah mengalami kegagalan, semogalah makhluk-makhluk burung mungil yang bernama Ploceus manyar yang sekarang, sayang, namun juga untung bagi pak tani, sudah semakin hilang dari persada bumi Nusantara kita, semogalah burung-burung nakal, namun pewarta hikmah yang indah itu, memberi kekuatan jiwa. Sebab memanglah kita dapat sedih dan marah membongkar segala yang kita anggap gagal, namun semogalah kita memiliki keberanian juga untuk memulai lagi dengan penuh harapan. Terima kasih.
Share: